LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang
bertanda tangan dibawah ini
Nama : Gian
Maulana Hadi
NPM :
13413715
Kelas :
2IB02
Menyatakan
bahwa makalah yang berjudul “PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP ETIKA
DAN BUDAYA BANGSA MASA KINI” telah sampai 2935 kata
dan bukan merupakan hasil plagiat.
Jakarta,10 juni
2015
Gian Maulana
Hadi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Indonesia adalah Negara dengan
masyarakat majemuk yang sejak dulu menyadari bahwa dengan kemajemukannya
dipersatukan dalam Landasan Ideologi Pancasila dimana memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika yaitu
“berbeda-beda tetapi tetap satu”, yang berarti bahwa meskipun berbeda agama,
suku, ras dan golongan namun merupakan satu kesatuan dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia.[1]
Sejak awal berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia, kebhinekaan merupakan kekayaan Negara Indonesia
yang harus diakui, diterima, dan dihormati. Kemajemukan sebagai anugerah yang
harus dipertahankan, dipelihara, dan dikembangkan. Keberagaman tersebut telah
diakomodasi dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam sejarah perjalanan bangsa,
tidak dapat dimungkiri bahwa yang menjadi perekat dan pengikat kerukunan bangsa
adalah nilai-nilai yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat. Nilai-nilai itu telah menjadi pendorong untuk mencapai tujuan yang
dicita-citakan. Kristilisasi nilai-nilai tersebut, tidak lain adalah sila-sila
yang terkandung dalam Pancasila.[2]
Eksiatensi suatu bangsa pada era
globalisasi dewasa ini mendapat tantangan yang sangat kuat, terutama karena
pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger
dalam The Capitalis Revolution, era
globalisasi dewasa ini ideologi kapitalislah yang akan menguasai dunia.
Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem
internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di
dunia, dan secara tidak langsung juga menentukan nasib, sosial, politik dan
kebudayaan. Perubahan global ini menurut Fukuyama
akan membawa perubahan suatu ideologi, yaitu dari ideologi partikular ke arah
ideologi universal dan dalam kondisi seperti inilah kapitalismelah yang akan
menguasai.[3]
Dalam kondisi seperti ini negara
nasional akan dikuasai oleh negara transnasional, yang lazimnya dikuasai oleh
negara-negara kapitalisme. Konsekuensinya negara-negara kebangsaan lambat laun
akan semakin terdesak. Namun demikian dalam menghadapi proses perubahan
tersebut sangat tergantung kepada kemampuan bangsa itu sendiri.
Menurut Tayonbee, ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi pengaruh
budaya asing akan menghadapi challance
dan response. Apabila challance cukup besar sementara responce kecil maka, bangsa tersebut
akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada bangsa Aborigin di Australia
dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian apabila challance kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak
akan berkembang menjadi bangsa yang kreatif. Oleh karena itu, agar bangsa
Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi dengan penuh tantangan yang
cenderung menghancurkan rasa nasionalisme, maka bangsa Indonesia harus dapat
kembali memunculkan atau membangkitkan kembali kesadaran nasional bangsa
Indonesia.[4]
Individu
bersifat lebih individualis dibandingkan sebelumnya. Hal ini dikarenakan
privasi individu dalam globalisasi dapat dengan mudah terekspos bila bersifat
lebih sosial dibandingkan sebelumnya.
Perubahan
sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan
didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta
kehidupan sosialnya untuk mendapatkan
penghidupan yang lebih bermartabat. Pada dasarnya setiap masyarakat yang
ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yang
dinamakan dengan perubahan-perubahan.
Adanya
perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu
perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian
kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau.
Perubahan-perubahan
yang terjadi di dalam masyarakat,pada dasarnya merupakan suatu proses yang
terus menerus, ini berarti bahwa setiap
masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi
perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain
tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang
mengalami perubahan yang lebih cepat
bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya.
Perubahan
tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak
menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya perubahan-perubahan
yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-
perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang berlangsung dengan cepat.
Menurut
Selo Soemardjan perubahan sosial
merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan
dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
Menurut
Gillin perubahan sosial adalah
perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah
diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi, maupun
adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Sedangkan menurut Emile Durkheim perubahan sosial terjadi
sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah
kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas
mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas
organistik.
Tidak
semua gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan
sebagai perubahan sosial, gejala yang
dapat mengakibatkan perubahan sosial memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Setiap masyarakat tidak akan berhenti
berkembang karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.
2. Perubahan
yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan
pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
3. Perubahan
sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat
sementara sebagai proses penyesuaian diri.
4. Perubahan
tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya
memiliki hubungan timbal balik yang kuat. Bentuk-bentuk perubahan sosial
meliputi perubahan yang cepat dan
perubahan yang lambat.
Perubahan sosial yang
berlangsung dengan cepat, pada umumnya disebut dengan revolusi. Hal yang pokok
dari revolusi adalah terdapatnya
perubahan yang terjadi dengan cepat, disamping itu perubahan tersebut
menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok dari kehidupan manusia. Perubahan
yang terjadi secara revolusi dapat direncanakan terlebih dahulu ataupun tidak
direncanakan. Sedangkan perubahan-perubahan sosial yang berlangsung lama
dinamakan dengan evolusi.
Masuknya pola hidup ataupun budaya yang
tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia akan melahirkan dampak negatif.
Dampak negatif globalisasi ini akan semakin besar apabila budaya yang masuk
dapat menyerap dan dijadikan sebagai salah satu nilai dalam kebudayaan bangsa.
Contoh, budaya barat yang mengizinkan terjadinya perzinahan akan sangat merusak
moral tiap individu yang ada dalam masyarakat Indonesia, bangsa Indonesia yang
lebih banggga dengan barang-barang produk buatan luar dari pada produk lokal.
Atas dasar
itulah maka penulis tertarik untuk membuat makalahyang berjudul: "PENGARUH
GLOBALISASI
TERHADAP ETIKA DAN BUDAYA BANGSA MASA KINI”.
1.2
Rumusan Masalah
Dari
uraian diatas dapat diidentifikasikan pada beberapa permasalahan pokok, antara
lain yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan globalisasi
?
2. Bagaimanapengaruh globalisasi terhadap etika
dan budaya bangsa ?
3. Bagaimana cara atau solusi untuk
mengatasi pengaruh globalisasi terhadap etika dan budaya bangsa?
1.3
Manfaat
dan Tujuan
Adapun
manfaat dan tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengertian tentang globalisasi.
2. Untuk
mengetahui bagaimana
pengaruh globalisasi terhadap etika dan budaya bangsa.
3. Untuk
mengetahui cara
atau solusi untuk mengatasi pengaruh globalisasi terhadap etika dan budaya
bangsa?
1.4
Metode
Penelitian
Penulis dalam menyusun
makalah ini menggunakan metode studi literatur / telaah buku dari berbagai
sumber buku, dan internet dengan menggunakan metode Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu suatu teknik
pengumpulan data dengan cara mengambil bahan-bahan penulisan dari buku-buku,
artikel, makalah, koran, yang berkaitan dengan materi makalah.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Globalisasi
Mengenai
pengertian Globalisasi, belum ada kesepakatan makna dan pengertian dari
globalisasi, walaupun kata itu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat.
Semua orang bebas mendefinisikan apa itu globalisasi. Apa pun maknanya,
globalisasi telah membuat perubahan yang besar bagi bumi ini selama tiga dekade
terakhir ini.
Globalisasi menjadikan
bumi ini layaknya sebuah desa global (global village), di mana jarak
antarnegara sudah tidak berarti. Batas-batas antarnegara sudah diabaikan. Hal
ini menyebabkan ketergantungan antarbangsa, bahkan penguasaan satu bangsa atas
bangsa lain. Maka, dalam buku ini penulis mencoba menemukan peran bangsa atau
negara dalam menghadapi globalisasi.
Pada
dua dekade terkahir ini, globalisasi menyebabkan ketimpang-an yang cukup besar
antara negara pemilik modal dengan negara Dunia Ketiga. Di negara Dunia Ketiga,
kemiskinan semakin meningkat dan kesejahteraan semakin sulit tercapai. Bukan
hanya masalah ekonomi saja, tetapi telah meluas ke masalah sosial, politik, dan
budaya. Sebaliknya, negara maju (pemilik modal) semakin kaya dan berkuasa.
Mereka mempunyai power untuk mengeksploitasi negara Dunia Ketiga.[5]
Pengertian Globalisasi
menurut Malcom Waters, Globalisasi
adalah sebuah proses sosial yang berdampak terhadap kurang pentingnya
pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya, yang terjelma didalam
kesadaran setiap individu .
Pengertian Globalisasi
menurut Emanuel Ritcher, Globalisasi
adalah jaringan kerja global (global network) secara bersamaan menyatukan
masyarakat (society) yang sebelumnya tersebar dimana mana dan terisolasi
kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia .[6]
Globalisasi adalah
keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia
melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan
antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu
sama lain yang melintasi batas negara. Menurut asal katanya, kata
"globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Definisi Globalisasi Achmad Suparman : Globalisasi adalah
sebuah proses membuat setiap individu di dunia ini memiliki ciri dari benda
atau perilaku tanpa dipengaruhi oleh batasan wilayah.[7]
Pengertian Globalisasi
menurut Martin Albrown : Globalisasi
merupakan kaitan dan akumulasi dari seluruh proses dimana penduduk dunia
terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas global [8].
“Globalization is a process that encompasses the causes, course, and
consequences of transnational and transcultural integration of human and
non-human activities.”[9]
Globalisasi berpengaruh
pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang dapat
menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi,
dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan
menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang
kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang
belum siap baik fisik maupun mental. Kennedy dan Cohen menyimpulkan
bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran
dan pemahaman baru bahwa dunia adalah
satu.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Pengertian Globalisasi adalah "Proses menyatukan
hasil pemikiran dan atau tindakan manusia baik itu individu maupun kelompok
ataupun sebuah komunitas (masyarakat) terhadap seluruh wilayah di dunia.
2.2
Pengaruh Globalisasi Terhadap Etika
Dan Budaya Bangsa Masa Kini.
Kemajuan Teknologi
membawa dampak positif dan negatif. Untuk menangkal pengaruh negatif diperlukan
kualitas ketahanan rohaniah mental yang tinggi, yakni budi pekerti luhur dan
tingkat keimanan dan ketakwaan yang tinggi dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa.
Dalam membangun tidak
hanya dibutuhkan tekad, tenaga, maupun modal. Agar pembangunan dapat berhasil
dengan baik, diperlukan dukungan rakyat, sikap mental, penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan dalam
melaksananakan Pembangunan Nasional dan sekaligus peningkatan sumber daya
manusia.
Perubahan sosial banyak
mengubah struktur tatanan masyarakat sosial dan segala sesuatu di dalamnya.
Salah satu dampak perubahan sosial adalah munculnya globalisasi. Globalisasi
membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat salah satunya adalah westernisasi.[10]
Westernisasi adalah
suatu budaya barat (kebarat-baratan) yang muncul di Indonesia karena pengaruh
negatif globalisasi yang dirasakan oleh bangsa Indonesia saat ini. Kenyataannya
saat ini banyak sekali budaya barat yang
sedang populer di Indonesia, diantaranya
yaitu :
1. Hedonisme
Hedonismeadalah
pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah
tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora,
dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang
lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga
mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya.
Di
dalam lingkungan penganut paham ini,
hidup dijalani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa
batas. Hedonisme sudah menjadi panutan hidup, ketika kaum hedonis menilai
segala sesuatu dengan praktis dan serba cepat.
2. Compulsive
Buying Disorder (kecanduan belanja)
Compulsive
buying disorder (kecanduan belanja)orang yang
terjebak didalamnya tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumtif adalah tindakan konsumen membeli produk yang kurang
diperlukan untuk memuaskan kesenangan dan keinginan dari pada fungsi atau
kebutuhannya.
Perilaku
ini didorong oleh dominannya features emotional lain yang dijadikan identifikasi
bagi dirinya, demi pengakuan serta dilakukan tanpa berpikir realistis. Perilaku
ini dapat menimbulkan pemborosan dan infisiensi biaya, kecemasan dan rasa tidak
aman, semangat pengabdian yang menurun pada perusahaan dan masyarakat,
menimbulkan sifat permissive, mengurangi solidaritas sosial dan menimbulkan
kecemburuan sosial.[11]
Gaya
perilaku konsumtif semacam ini terjadi pada hampir semua golongan lapisan
masyarakat yang memiliki pekerjaan yang berbeda. Biasanya perilaku ini didukung
oleh kekuatan finansial yang memadai.
3. Masyarakat
Lebih Bangga Dengan Produk Luar Negeri Dibandingkan Produk Lokal.
Hampir dikalangan
masyarakat sekarang, masyarakat lebih bangga dengan produk buatan luar negeri,
atau lebih bangga dengan barang-barang yang bermerek atau dengan merek yang
terkenal. Padahal barang-barang lokal tidak kalah saing dengan barang-barang
buatan dari luar negeri.
2.3
Cara atau Solusi Untuk Mengatasi
Pengaruh Globalisasi Terhadap Etika dan Budaya Bangsa Masa Kini.
1.
Menumbuhkan Kembali
Nilai-Nilai Pancasila.
Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa merupakan sumber norma moral atau cita-cita moral bagi
bangsa Indonesia. Ini berarti setiap kegiatan bangsa Indonesia ini harus
didasarkan pada nilai Pancasila serta tidak boleh bertentangan dengan nilai moral
agama.
Adapun fungsi dari
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah sebagai berikut[12]
1) Tumpuan
atau landasan berdiri dan pedoman bagi bangsa Indonesia menuju kearah tujuan
yang dicita-citakan.
2) Pegangan
hidup untuk menyesuaikan untuk memecahkan persoalan yang timbul, baik dalam
kaitanya dengan pergaulan bangsa-bangsa maupun masalah dalam negeri, seperti
politik, ekonomi, hukum sosial, budaya dan lain-lain.
3) Pedoman
untuk menghadapi perkembangan dunia sehingga tidak akan terombang-ambing oleh
keadaan tersebut.
4) Sebagai
pedoman dalam melaksanakan pembangunan.
5) Suatu
bangsa tidak bisa hidup sendiri tanpa berhubungan dengan bangsa lain. Bangsa
yang terkucil dalam pergaulan bangsa-bangsa didunia akan tertinggal oleh
kemajuan zaman termasuk didalamnya perkembangan iptek.
Bangsa Indonesia
memiliki ideologi atau pandangan hidup yaitu Pancasila sebagai jati diri bangsa
atau identitas bangsa Indonesia, dimana dituangkan didalam setiap silanya yang menjelaskan tentang identitas
bangsa, jati diri dan perilaku bangsa Indonesia.
2.
Orang tua dan kaum
kerabat.
Orang tua dan kerabat
adalah penyebab utama generasi mereka menjadi hedonisme. Orang tua lalai untuk
mengajarkan anak dengan norma dan gaya hidup timur yang punya spiritual. Orang
tua merupakan panutan atau contoh bagi anaknya, sehingga orang tua harus
memberikan contoh yang baik bagi anaknya. Ada pepatah yang mengatakan “buah
tidak pernah jatuh jauh dari pohonnya” yang artinya perilaku anak tidak akan
pernah jauh dari perilaku orang tuanya.
3.
Mengurangi Bacaan (Majalah, Tabloid dll)
Bacaan memang dapat
mencuci otak para remaja untuk menjadi orang yang memegang prinsip hedonisme.
Mereka senang dengan bacaan mengenai trend atau gaya hidup terbaru dan
entertainment sehingga timbul keinginan untuk mengikuti atau menirunya.
Sehingga kita harus mengurangi bacaan yang kurang bermutu bagi kita, yang ada
akan menimbulkan kerugian bagi kita.
4.
Mengurangi Menonton
Televisi.
Pengaruh tontonan,
tayangan televisi (profil sinetron, liputan tokoh selebriti dan iklan) juga
mengundang remaja untuk mengejar hedonisme. Isinya banyak mengupas tema tema
berpacaran, ciuman, pelukan, perceraian, pernikahan. hamil di luar nikah dan
bermesraan di muka publik yang menjadikan sebuah hal yang biasa, sehingga
seolah-olah adanya bujukan atau rayuan untuk melakukannya. Banyak tayangan televisi
dan majalah saat ini yang tidak banyak mendidik, karena misinya itu hanya
banyak menghibur semata.[13]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian
Globalisasi adalah "Proses menyatukan hasil pemikiran dan atau tindakan
manusia baik itu individu maupun kelompok ataupun sebuah komunitas (masyarakat)
terhadap seluruh wilayah di dunia.
Kemajuan Teknologi membawa dampak positif dan negatif.
Untuk menangkal pengaruh negatif diperlukan kualitas ketahanan rohaniah mental
yang tinggi, yakni budi pekerti luhur dan tingkat keimanan dan ketakwaan yang
tinggi dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Westernisasi adalah
suatu budaya barat (kebarat-baratan) yang muncul di Indonesia karena pengaruh
negatif globalisasi yang dirasakan oleh bangsa Indonesia saat ini. Kenyataannya
saat ini banyak sekali budaya barat yang
sedang populer di Indonesia, diantaranya
yaitu :
1.
Hedonisme
Hedonisme adalah
pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah
tujuan utama hidup.
2.
Compulsive Buying
Disorder (kecanduan belanja)
Compulsive
buying disorder (kecanduan belanja)adalah orang
yang terjebak didalamnya tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan.
3.
Masyarakat Lebih Bangga
Dengan Produk Luar Negeri Dibandingkan Produk Lokal.
Cara Atau Solusi Untuk Mengatasi Pengaruh Globalisasi
Terhadap Etika Dan Budaya Bangsa
1. Menumbuhkan
kembali nilai-nilai Pancasila.
2. Orang
tua dan kaum kerabat harus mengawasi dan memberikan contoh yang baik.
3. Mengurangi Bacaanyang tidak bermutu (Majalah, Tabloid
dll)
4. Mengurangi
menonton televisi yang tidak mendidik.
3.2
Saran.
Seiring
dengan perkembangan jaman, kita harus lebih waspada dan memilih, memilah mana
yang baik dan mana yang buruk bagi kita. Kita harus berintopesi diri apakah
kita sudah termasuk kedalam perilaku tersebut atau tidak. Kita harus pula
bangga terhadap barang atau karya yang dibuat oleh bangsa kita, dengan kita
bangga memakai barang ciri khas negara kita, secaratidak langsung kita sudah
mengenalkan karya bangsa Indonesia. Bahkan kita mungkin bisa menjadi panutan
bagi negara-negara lain, sehingga mereka yang mengikuti gaya kita bukan kita
yang mengikuti gaya mereka. Pada intinya, kita tidak boleh melupakan identitas
bangsa kita sendiri, terutama dalam etika atau perilaku kita.
Daftar
Pustaka
A.
Buku
Hilman Hadikusuma, Pokok-Pokok Pengertian Hukum Adat, Penerbit Alumni, 1980, Bandung,
hlm. 103.
Kaelan,
Pendidikan Kewarganegaraan, Penerbit
Paradigma, 2010, Yogyakarta, hlm. 42.
Mia Amalia, Diktat Sosiologi Hukum, Universitas
Suryakancana, Cianjur, 2013, hlm. 36.
Peter Singer, Terjemaahan : Satu Bumi : Etika bagi Era Globalisasi, Diandra
Primamitra, 2012, hlm. 6.
Pimpinan
MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara, Diterbitkan oleh :Sekretariat
Jenderal MPR RI, 2012, Jakarta, hlm. iii.
B.
Sumber
Lain
Della Wardah, Opini
“Mengenal Virus Hedonisme” http://www.siperubahan.com/read/637/
Mengenal-Virus-Hedonisme, diakses : Senin, 28 April 2015, pukul, 16.34 WIB.
Penulis : Lailatul, Editor : Ayu, opini, diakses pada
tanggal 27 April 2015, pukul : 13.20 WIB.
Soekanto,
Soerjono. 2006. Sosiologi suatu pengantar. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta
Belajar berbagi catatan-catatan sekolah dan kuliah.
[1] Hilman Hadikusuma, Pokok-Pokok
Pengertian Hukum Adat, Penerbit Alumni, 1980, Bandung, hlm. 103.
[2] Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara,
Diterbitkan oleh :Sekretariat Jenderal MPR RI, 2012, Jakarta, hlm. Iii.
[3] Kaelan, Pendidikan
Kewarganegaraan, Penerbit Paradigma, 2010, Yogyakarta, hlm. 42.
[4]Idem.
[5]Penulis : Lailatul, Editor : Ayu, opini,
diakses pada tanggal 27 April 2015, pukul : 13.20 WIB.
[6]Mia Amalia, Diktat Sosiologi Hukum, Universitas Suryakancana, Cianjur,
2013, hlm. 36.
[7]Op Cit.
[8]Peter Singer, Terjemaahan : Satu Bumi : Etika bagi Era Globalisasi, Diandra Primamitra, 2012, hlm. 6.
[9]Op Cit.
[10]Della Wardah, Opini “Mengenal
Virus Hedonisme” http://www.siperubahan.com/read/637/Mengenal-Virus-Hedonisme,
diakses : Senin, 28 April 2015, pukul, 16.34 WIB.
[11]Soekanto, Soerjono.
2006. Sosiologi suatu pengantar. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta Belajar
berbagi catatan-catatan sekolah dan kuliah.
[12]Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara,
Diterbitkan oleh :Sekretariat Jenderal MPR RI, 2012, Jakarta, hlm. 49.
[13] Della Wardah, Opini “Mengenal
Virus Hedonisme” http://www.siperubahan.com/read/637/Mengenal-Virus-Hedonisme,
diakses : Senin, 28 April 2015, pukul, 16.34 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar